Rabu, 09 November 2011

RewarD n FunishMenT

Suatu hari Abi marah besar. Aziz dan Azzam terpana. Mereka seolah melihat sesuatu yang sangat mengejutkan. Aziz langsung  tertunduk kaku, Azzam diam seribu bahasa. Mereka tidak beringsut dari tempat berdirinya. Ummi hampir saja terkikik , tapi gak jadi setelah melirik wajah gusar abi.  Yah, sudah menjadi kesepakatan kalo ummi dan abi harus kompak dalam hal yang satu ini, memberi ketegasan/kedisiplinan kepada 3 musketers kami.  Jadi kalo salah satu sedang marah (dalam rangka kebaikan), yang lain harus mendukung.

ekspresi abang Aziz saat merasa bersalah....uuh...

Tapi tunggu dulu, ini sebenarnya ada masalah apa sih? Kog Abi tiba-tiba sangat gusar, biasanya kan Abi sangat cool dan penuh canda nih…Askar yang sedari tadi ikut dalam permainan kedua kakaknya jadi  mengkerut, ia segera menghambur ke pelukan umi. Ada apa sih? Olala ternyata telah terjadi sebuah insiden yang didalangi oleh abang Aziz. Kita simak kronologisnya. Sudah beberapa hari ini abang selalu jajan di warung dekat rumah, padahal sebelumnya tidak pernah, yah karena nenek anang punya warung jadi mereka tinggal ngambil. Nah yang jadi masalah sekarang darimana uang jajannya?  Semula Abang tidak mau mengakui asal-usul uang jajannya padahal umi abi merasa tidak pernah memberi uang jajan kepada abang belakangan ini. Yah, ada sih dikasih uang saku, tapi abang berjanji uang itu akan ditabung karena abang selalu bawa bekal dari rumah kalo ke sekolah, dan itu memang dibuktikan dari catatan buku tabungan abang yang selalu bertambah setiap hari, artinya uang sakunya memang benar-benar ditabung. Jadi darimana ya uang jajan dadakan itu...? Setelah didesak abi, barulah kakak Azzam yang nyelutuk “Abang tuh ncongkel celengan rumah2an...bi..”, Abang Aziz sempat mendelik ke adiknya Azzam, tapi tak lama, kembali didengarnya pertanyaan abi, “benar...bang??”. Dengan tergagap ia menjawab “i..ii..iyyaa, bi..” sangat perlahan tapi cukup terdengar di telinga abi dan umi. 


ekspresi nanda Azzam saat memaparkan ulah abang Aziznya.... 
hehehe

        Inilah awal muasal kemarahan abi, segera diambilnya 2 celengan (tabungan) berbentuk rumah-rumahan hadiah dari ombai (nenek, bhs komering) untuk Aziz n Azzam beberapa bulan yang lalu. Abi segera mengguncang celengan rumah yang berwarna hijau, itu milik Azzam,sangat ringan, ternyata bunyinya “klotak-klotak”,menandakan hanya tinggal sedikit uang recehan yang ada di dalamnya. Beda sekali dengan yang satunya, celengan rumah warna orange milik Aziz, terasa masih berat, dan bunyinya kresek2 ditambah gemerincing logam, menandakan ada banyak uang kertas yang bercampur dengan uang receh, kembali abi bertanya dengan heran.. “lho bang, kog celengan abang msh banyak isinya dibanding punya Azzam, sebenarnya siapa yang nyongkel tabungannya..??”, belum sempat Aziz menjawab, Azzam segera mendahului... “ abang tuh bi, nyongkel tabungan Azzam,sudah beberapa hari ini sih.. trus dipake buat jajan di warung sebelah, Azzam sama adek Askar dibagi juga..” tanpa merasa bersalah, Azzam membongkar kelakuan abangnya...di depan abi, umi dan dedek Askar. Abang aziz semakin terpojok, dalam hati ia sangat marah dengan kenyinyiran Azzam, tapi saat ini dia juga takut dengan sorot mata abi yang dirasanya menusuk jantung, deg..deg..deg...serasa mau copot nih.. 

Akhirnya abi membobol semua celengan rumah-rumahan itu. Semula mereka (aziz n azzam) bercita kalo celengan mereka sudah penuh mau beli sepeda sport. Tapi dengan tegas abi menyatakan bahwa jumlah uang dalam celengan mereka sangat jauh dari mencukupi untuk membeli sesuatu yang mereka idam-idamkan. Terlihat jelas kekecewaan dimata keduanya, Azzam sempat menyalahkan abangnya yang dianggap sembrono, tapi abi bilang bahwa Azzam tidak boleh begitu karena toh dia juga ikut menikmati jajanan hasil dari ncongkel tabungan..nah lho... Namun, abi juga tidak pelit memberi pujian kepada Azzam yang sudah berkata jujur, pun Aziz yang sudah mengakui kesalahannya.  Aziz tampak sangat menyesali perbuatannya, ia membayangkan liburannya yang tak berarti tanpa sepeda sport idamannya...aah... 


ekpresi Abi saat berusaha tuk menerapkan funishment n reward yang tepat hmmm...

Abi menawarkan untuk menabung lagi di celengan baru,  asal Aziz berjanji dengan sungguh-sungguh untuk tidak menyongkel-nya lagi. 

Sebagai hukumannya, abi mencontoh cara nabi sulaiman memecahkan masalah pemilik ternak yang merusak ladang tetangganya, walau gak sama persis, Aziz harus menabung di celengan Azzam sampai jumlahnya sama dengan uang di celengan Aziz yang masih penuh, sementara itu Azzam tetap menabung di celengannya. Semula Aziz mau protes tapi kemudian dia pasrah aja, mungkin sadar akan kesalahannya.     
Untuk uang saku, umi menyarankan bisa digunakan sebagian untuk hal-hal yang dinginkan, asal bermanfaat (umi sebenarnya masih ragu, mereka udah ngerti belum tentang kata ‘bermanfaat’, tapi umi bertekad untuk selalu mengarahkan). Kalo uang sakunya belum mencukupi untuk membeli sesuatu yang mereka idam-idamkam, entah mainan atau jenis makanan, Biasanya mereka mangumpulkan uang sakunya beberapa hari sampai cukup. 
Hari ini umi dikejutkan nanda Askar yang berlari-lari masuk ke rumah sambil melambi-lambaikan satu lembar uang lima puluh ribuan, “umi...umi...Askar mau beli sepeda, ini uangnya...!!!”, umi bertanya-tanya dalam hati dari mana uang itu Askar dapat, belum sempat umi bertanya atau memeriksa dompetnya, Askar sudah berteriak lagi “Ayah yang kasih uangnya mi...”, sambil tangannya menunjuk sosok Ayah (panggilan utk pamannya, adik ipar abinya) yang masuk ke rumah sambil mengucapkan salam. Ooo... ternyata...   
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

3 komentar:

  1. lutuna cerita kak rose nih tentang ponakanku yg udah pada besar dan udah bisa jadi pemain sinetron, hahaha

    jadi dapet ide nih untuk mereward&funishment anak2, syukron katsiir artikelnya

    BalasHapus
  2. Napo komenku tepotong ya Mbak? Hikksss...
    Lupo dulu ngomong apo...

    Itu ekspresinya mewakili sekali dech, apo lagi difoto terakhir ;)hehe...

    BalasHapus