Jumat, 13 April 2012

Harlah Azzam



Kemarin, tepatnya tanggal 13 April, adalah peringatan hari lahir kakak Azzam. Hampir kelupaan sih, malahan kakak Azzam-nya sendiri cuek bebek, pertanda ia belum terlalu mengerti dan ingat dengan tanggal kelahirannya. Cuma pagi itu sewaktu umi dan abi membangunkan abang Aziz dan juga kakak Azzam untuk sholat subuh, tiba-tiba alarm hp abi berbunyi, umi yang waktu itu kaget, langsung meraih hp abi, dikirain ada yang nelp pagi-pagi dan penting. Kebetulan dering alarmnya sama dengan dering kalo ada telp yang masuk. Tapi begitu umi buka Hpnya, ternyata alarmnya yang aktif dan disana tertulis, “hari lahir kakak Azzam : 13 april.” Hah, kontan umi terlonjak “wah, hari ini ada yang berhari lahir nih,.. kakak Azzam!!!” kata umi setengah teriak. Abi senyum aja menanggapinya, uh umi satu ini norak banget ngasih taunya, mungkin itu bathin abi. Tapi umi cuek aja, menunggu reaksi kakak Azzam yang baru bangun dan melangkah dengan sempoyongan tuk ambil wudhu’. Azzam menghentikan langkahnya begitu mendengar suara umi, dengan senyum malu-malu ia dekati umi yang melambai kearahnya. Umi menyalaminya, menciumnya dan mendo’akannya seraya berkata “ Met hari lahir ya sayang, moga jadi anak sholeh, makin rajin sholat dan ngaji, bla bla bla….” Umi mungkin akan lebih panjang dan banyak lagi ucapannya, tapi abi langsung mengisyaratkan untuk buru-buru ambil wudhu dan sholat subuh berjamaah. Apalagi melihat gelagat abang Aziz yang juga pengen mendekat dan ngucapin selamat buat Azzam, wah bakal lama nih. “ayo-ayo… kita sholat subuh dulu ya… Selesai sholat nanti, baru kita berdoa untuk kakak Azzam..” Azzam dan Aziz langsung mengiyakan. Dan setelah siap seperti biasa Abi, umi, abang Aziz dan kakak Azzam sholat berjamaah. Hanya dedek Askar yang tidak ikut sholat, karena masih asyik mendengkur. Dan seperti janji abi, setelah selesai sholat mereka berdoa seperti biasa dengan tambahan do’a untuk Azzam.

Hanya sesaat, karena berikutnya semua mulai kembali kepada rutinitas pagi hari, umi mulai menyiapkan sarapan untuk Aziz dan Azzam, abi juga sibuk mempersiapkan dirinya dan juga membantu persiapan anak-anak ke sekolah. Aziz dan Azzam yang masih suka lelet dalam persiapan ke sekolah, masih harus terus diingatkan. Ah, memang pagi adalah waktu yang super duper sibukkkk. Apalagi kalo ada insiden-insiden kecil, misalnya waktu mandi, anak-anak berebut sabun atau sikat gigi (padahal, sudah dikasih satu-satu) atau ada yang kelupaan buat PR, dsb. Bisa-bisa semakin membuat pagi tambah heboh. Tapi ternyata Azzam pagi ini nyelutuk, sambil melepaskan bajunya untuk mandi, “nanti Azzam undang teman-teman kerumah ya mi…” hah, kontan umi agak kaget namun dengan pandainya umi balas bertanya ke Azzam sambil pura-pura sibuk memasukkan bekal ke dalam tas abang, “untuk apa Zam ngundang temannya…”, “yah, buat ngerayain ulang tahun Azzam mi..”, teriak Azzam dari kamar mandi. “loh, kan hari lahir Azzam tidak dirayakan seperti teman-teman, nak” ujar umi kalem. “oh, iya ya mi… ya sudah, nggak jadi deh ngundangnya…” kata Azzam tak kalah kalem. Ah, sebenarnya Azzam sudah tahu bahwa hari lahirnya gak bakalan dirayain seperti teman-temannya, tiup lilin-lilin yg berada di atas kue tart sambil nyanyi-nyanyi “selamat ulang tahun…dst”, seperti juga hari lahir Abang Aziz kemarin juga tidak seperti itu, bathinnya. Gak pernah kog. Paling Cuma menyantap nasi kuning buatan umi dan kue-kue alakadarnya, itupun kalo umi lagi gak sibuk. Ucapan selamat dan doa dari kerabat. Ada juga sih hadiah-hadiah dari kerabat dekat, para wak dan bibi/paman, itu pun kalo mereka tidak lupa. Azzam sudah terbiasa seperti itu, ia hanya ingin menggoda uminya. Walaupun jauh di lubuk hati Azzam, ia juga mau kalo harlahnya dirayakan besar-besaran, pake tenda besar dan pertunjukan menarik dan badut-badut, bahkan kalo perlu mengundang ipin dan upin dari Malaysia sekalian hihihi…Tapi Azzam sudah dikasih tau umi dan abi, kalo sebagai seorang muslim kita tidak boleh seperti itu, karena itu semua tradisi orang non muslim, tidak pernah dicontohkan oleh Rosulullah. Lagian biasanya banyak menghabiskan uang untuk menyediakan makanan, minuman dan snack, belum lagi beli pernak-pernik lainnya untuk menyemarakkan pesta ultah tsb. Kata umi boleh-boleh aja kalo mau tapi semua itu agak berbau mubazir, padahal mubazir itu temannya syeitan, mendingan uangnya dipakai buat kita sumbangkan ke Panti asuhan atau fakir miskin, jadi bisa bernilai amal dan insyaAllah akan mendapat pahala dari-NYA. Memang umi dan abi ingin membiasakan putra-putranya untuk hidup prihatin dan qonaah. Disamping itu memang saat ini ekonomi keluarga belum memungkinkan untuk hal-hal yang tidak terlalu penting. Tapi itu tidak sampai di pikiran Azzam yang baru 6 tahun, Dan hari ini Azzam pura-pura ingin mengundang teman-temannya ke rumah, mungkin sekedar ingin tahu respon dari uminya. Atau salah satu bentuk protes, karena mereka selalu dapat undangan pesta ultah teman-temannya sedangkan mereka (Aziz, Azzam dan Askar) tidak pernah merayakan ultahnya sendiri. Entahlah, yang jelas Azzam memang anak yang tidak terlalu banyak tuntutan, ia cenderung nrimo dan penurut dibanding kedua saudaranya. Sekarang, setelah mandi dan sarapan, ia pun sudah siap ke sekolah dengan riang. Umi hanya tersenyum haru mengantar keberangkatan Aziz dan Azzam ke sekolah, dalam hatinya terbersit sebuah gagasan…

Siangnya, Azzam pulang dengan wajahnya lelahnya. Setelah mengucap salam dan melepas sepatunya, ia pun duduk di ruang tamu. Umi seperti biasanya menyambutnya dan langsung bertanya tentang hal-hal apa saja yang membuat ia senang di sekolah. Azzam pun langsung bercerita panjang lebar dengan gaya kanak-kanaknya yang khas. Satu hal yang hari ini membuatnya senang adalah bahwa bundanya (gurunya) telah berjanji akan memberikan hadiah hari kelahirannya esok hari. “asyik kan mi..?” teriaknya sambil meloncat. Umi yang tiba-tiba kaget langsung terangguk mengiyakan dengan semangat.”kira-kira apa ya mi hadiahnya…?”Azzam kembali menerawang. Umi langsung mengalihkan pikiran Azzam, “ umi juga punya hadiah buat Azzam”, benar saja Azzam langsung menoleh ke umi “mana mi, mana mi” katanya tak sabar. “tuh di kulkas… ambil aja sendiri” Azzam langsung kabur menuju lemari Es. Dan berteriak, “hmmm.. sedaaap Puding Melon.., makasih umi!!!”

“Eit… cuci tangan dulu..” sergah umi, Azzam segera menjauhkan tangannya yang tinggal beberapa centi lagi menyentuh pudding. hm.. untung umi cepat mengingatkan. Terlambat sedikit saja, pasti tangan Azzam yang masih ada sisa-sisa crayon-nya sudah mencomot pudding. Azzam segera mencuci tangannya, dan kembali mendekati lemari es, dikeluarkannya pudding dan diletakkan di meja. Kali ini ia tidak mengindahkan lagi ajakan uminya untuk ganti baju dulu, ia sudah tidak sabar lagi. Dalam posisi duduk, Segera diambilnya sepotong pudding kesukaannya itu, membaca doa makan dengan cepat dan langsung menyantapnya, hm.. nikmat, Azzam membathin. Segera ia melanjutkan ke potongan kedua, ketiga, dst.. saat potongan ke empat umi kembali mengisyaratkan untuk ganti baju dulu, sambil melambaikan baju untuk ganti. Azzam beringsut dengan enggan, tapi karena umi bilang boleh makan pudding lagi setelah ganti baju, akhirnya ia pun mengganti bajunya, walupun dengan malas-malasan.

Saat Makan siang, kembali Azzam dapat kejutan, kali ini ia mendapat hadiah dari bundanya (bibinya), yaitu rendang. Aroma kuah rendang yang semerbak membuat Azzam lahap makannya. Tampaknya ummi sangat senang dengan “rendang” dari bundanya Azzam, kenapa ya?? Selidik punya selidik ternyata beberapa hari ini anak-anak (aziz, azzam dan askar) sedang sulit diajak makan nasi, tapi dengan kehadiran rendang-nya bunda itu, anak-anak jadi semangat santap siangnya, pake acara nambah-nambah lagi. Wah, ummi tersenyum sendiri, mana gak harus repot-repot buat sendiri lagi, siiplah, bathin ummi yang memang kurang piawai kalo disuruh masak rendang ini. Hmm, dasar ummi aji mumpung…

Esoknya, ketika pulang sekolah Azzam segera mencari ummi untuk menunjukkan hadiah dari bundanya (gurunya). Ternyata sebuah majalah anak-anak dengan gambar-gambar berwarna yang lucu dan menarik. Dengan tidak menyembunyikan rasa senangnya, Azzam langsung tenggelam dalam majalahnya. Ia membaca bagian-bagian yang bertuliskan huruf besar-besar (karena baru bisa baca), dan menanyakan pada ummi bagian-bagian yang tulisannya berukuran kecil-kecil. Ummi menemani Azzam menelusuri majalah barunya. Ada lintasan takjub di hati ummi, biasanya Azzam malas-malasan kalo harus belajar membaca, tapi dengan kehadiran majalah ini, ia membaca dengan sendirinya tanpa paksaan dan dalam suasana menyenangkan. Ah, ummi langsung meraih handphone untuk mengucapkan terima kasih kepada bunda-nya Azzam. Siang itu pun Azzam mendapatkan berita gembira dari abinya yang menjanjikan pergi ke pemancingan di akhir pekan nanti.

Di akhir pekan, abi menepati janjinya ke pemancingan, semua diajak, ummi, abang Aziz, kakak Azzam dan dedek Askar. Cuma nenek anang dan nek ino yang tinggal di rumah, mereka tidak mau ikut, karena merasa sudah sepuh.

Tiba di pemancingan, Azzam agak kaget karena ketemu dengan teman-teman abi, juga teman umi dan beberapa temannya satu sekolah. Ternyata ini adalah acara rihlah bersama keluarga yang diadakan abi dan teman-temannya. Olala, Azzam senang sekali, juga abang Aziz dan dedek Askar karena mereka bisa bermain sepuasnya bersama teman-teman. Mereka memancing, berenang, naik kano, naik bebek-bebekan dan bermain sepuasnya di “arena bermain anak” yang tersedia di sana. Setelah makan bersama, acara hari itu ditutup dengan sholat dzuhur bersama di musholah yang juga sudah tersedia.

Di perjalanan pulang, abi mengajak anak-anak bernasyd-ria, supaya mereka tetap semangat dan tidak ngantuk. Ini cukup berpengaruh bagi Aziz dan Azzam, tapi bagi Askar tidak, ia tertidur pulas sepanjang perjalanan pulang, “Bodo amat ah”, pikirnya, capek ini… Sesampai di rumah, Aziz dan Azzam berlomba-lomba menceritakan pengalamannya selama di pemancingan. Tapi itu tidak berlangsung lama, karena mereka diserang oleh rasa kantuk yang sangat. Setelah ganti baju dan membersihkan muka, mereka pun didaulat untuk tidur siang. Tapi sebelum terlelap, Azzam sempat berujar ke abinya, “bi…, ke pemancingan ini kan hadiah ulang tahun Azzam juga kan bi..? enak lho ultah Azzam dirayakan ke pemancingan..”. “untuk Aziz juga kan bi…?” Aziz tak mau kalah. Abi trenyuh.. dan langsung menjawab, “iya sayang…”, dikecupnya kening Azzam dan Aziz sambil mengisyaratkan do’a mau tidur. Tak lama berselang, suasana senyap memenuhi kamar tidur, hanya dengkur abi yang sesekali terdengar bersahutan. Saat umi melintas dan mendongak ke dalam kamar, ia tersenyum, olala…ternyata semuanya sudah terlelap, termasuk Abi yang terlihat kelelahan.

Ummi merenungkan kembali kejadian beberapa hari berselang, ah ternyata membuat anak bahagia tidaklah terlalu sulit, tidak selalu harus dengan biaya mahal atau perencanaan yang besar-besaran. Bahkan dengan suasana spontanitas pun dapat menciptakan suasana mengembirakan untuk anak dan melatih kecerdasan emosionalnya jadi lebih matang.

(ekspressi cinta dari ummi di Milad nanda Azzam yang ke-6, tapi baru di publikasikan pada milad yang ke-7, gak pa apa ya nak...)

3 komentar:

  1. Met milad ya kak Azzam.. semoga menjadi anak yang sholeh n membanggakan bagi ummi dan abi..

    berarti tulisan untuk ultah ke-7 nya diposting nya taun depan ya kak Rose? hehe

    BalasHapus
  2. Selamat hari lahir ya Nak, semoga terkabul semua do'a dan tercapai semua cita-cita ^^

    Walau tulisan setahun yang lalu masih terasa 'sesuatu'nya kok Kak Rose ^^

    BalasHapus
  3. makasih adenia n yunda, ucapan dan doanya...(Azzam senang sekali n titip salam buat ammah berdua)..

    BalasHapus