Selintas, saya jadi ingat bincang-bincang saya dengan suami tadi malam, tentang “kemana anak sulung saya hendak disekolahkan”.
Si Sulung, Aziz, tahun ini akan masuk Sekolah Dasar, Jenjang sekolah yang untuk sebagian ortu tidak terlalu menjadi pikiran yang ruwet alias memberatkan. Tapi bagi kami sebagai ortu yang tidak hanya ‘dunia oriented’ hal ini sangat perlu dipikirkan dengan matang. Dalam salah satu hadist Rasulullah SAW, dikatakan:
“..setiap anak dilahirkan dengan fitrah (suci), maka orangtuanyalah yang akan menjadikan dia seorang yahudi atau nasrani atau majusi…”
Anak ibarat secarik kertas putih pada awal nya.Adalah tanggung jawab orang tua untuk mengarahkan anaknya kemana. Apakah hanya ke arah dunia saja atau akhirat saja, atau kedua-duanya atau tidak kedua-duanya. Hasil dari itu semua insyaAllah akan terlihat saat anak tersebut dewasa dan ditampilkan dalam keseluruhan asfek kehidupannya. Baik asfek akalnya, akhlaknya maupun ruhaniahnya. Dan semua tampilan itu merupakan hasil dari (hampir sebagian besar) torehan pendidikan yang diarahkan ortunya. Jadi dapat disimpulkan anak adalah asset bagi orangtuanya, karena bagaimana ia nanti di masa depan adalah hasil orientasi ortunya dimasa kini.
Berangkat dari pemikiran tersebut, Kami sebagai ortu sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan untuk memasukkan ke sekolah yang dapat menjadi dasar (yang baik) untuk keseluruhan asfek diatas.
Sebenarnya sudah dari TKnya, Aziz dimasukkan ke TKIT, dengan pertimbangan disana akan terbentuk dasar-dasar keislaman sebagai karakter utama dan pertama baginya. Tapi menginjak ke usia SD, kami menjadi bingung. Betapa tidak, ternyata kita dihadapkan kepada Realita yang tidak mengenakkan hati. Yach, idealnya sih, kalo dari TKIT kan terusin aja ke SDIT, tapi ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan, saudaraku. Biaya ke SDIT yang sangat menguras kantong, untuk orang yang mapan tidak akan menjadi masalah, tapi bagi kita yang pas-pasan harus mengkaji ulang dan berfikir realistis. Karena kalaulah harus membobol tabungan atau ngutang sana-sini untuk memenuhi biaya SDIT yang membumbung, tentu bukanlah hal yang bijaksana. Tapi kalau untuk masuk ke sekolah umum, berarti harus punya konsekuensi yang tidak ringan. Kita harus bisa dan berusaha selalu menjaga dasar-dasar yang telah didapatnya di TKIT, misalnya hapalannya,dll.Untuk hapalannya aja, bagi ortu yang punya cita-cita agar anaknya jadi hafidz Qur’an di usia muda, kudu kerja keras kalo harus menyekolahkan anak di sekolah umum. Tapi, tidak ada hal yang tidak mungkin untuk dilaksanakan, asalkan sungguh-sungguh dan selalu mengharap ridho Allah SWT. Bukankah yang Allah SWT hargai dari kita adalah prosesnya, sedangkan hasilnya, DIA lah yang maha berkehendak dan mengetahui yang terbaik bagi hamba-NYA. Jadi pilihan yang mana pun yang kita ambil so Bismillah aja…wallahu a’lam bishowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar