Senin, 28 November 2011

Mengenang masa SMP


     PR yang sudah lama dikasih yundahamasah ini belum sempat-sempat dikerjain sampe sekarang. Dan kemarin  umi fityan kembali mengingatkanku dengan memberi PR yang sama, jadi pengen malu nih... sama yang muda-muda dengan smangat nulisnya nan menggebu...
Ok deh, biar gak ngecewain keduanya dan moga-moga aja ada teman-teman blogger yang sudi membacanya (plus ksh koreksi..), walau ditengah rasa malas nulis yang sangat (kenapa ya ??), kucoba tuk mengenang masa SMP ku ...

      Aku menghabiskan masa SMP ku selama 3 tahun di SMPN 19 Palembang. Aku tidak terlalu ingat apakah waktu itu SMP-ku sudah sepavorit sekarang atau belum, yang jelas saat itu aku adalah angkatan ke-4 sejak SMPN 19 berdiri.
Nah,ini adalah 5 poin yang kukenang semasa SMP-ku...

    1.   Pertama kali mendaftar di SMP

Dengan kemandirian yang memang dipaksakan (krn tdk ada yg sempat nganterin), aku mendaftar sendiri ke SMPN 19 PLG. Awalnya dari rumah deg-degan juga, tapi setelah bertemu beberapa teman yang juga menuju ke arah yg sama dan mereka juga tidak diantar ortu, maka keberanianku pun muncul. Setelah menyelesaikan administrasi dan urusan ini-itu yang memakan waktu cukup lama akhirnya selesai juga, alhamdulillah aku resmi bersekolah di SMPN 19. Beda dengan yunda yang dapet di kelas-kelas awal, aku malahan dapet di kelas paling akhir, kelas 1-F, karena kelas 1 pada masaku dulu hanya menampung 6 kelas. Aku kurang tau alasan kenapa aku dapat di kelas paling bontot itu, apakah karena NEM-ku yang kecil atau memang diurutkan menurut abjad. Yang jelas aku selalu dapet di kelas F selama 3th di SMP itu (kelas 1F, 2F dan 3F). Dan, selalu dapet rangking-1 di kelas tiap tahunnya. Ah, sepertinya kecurigaanku terjawab, jangan-jangan pengelompokan kelas diawal tadi memang karena Nem-ku yang kecil kalee...hehehe..pantesan dong dapet juara kelas terus... ah, nelangsa banget sih..


2.   Like Vs dishlike = Matematika Vs Olah-Raga

    Hari-hari bersekolah di SMP kulalui dengan suasana yang hampir bisa dikatakan selalu menyenangkan, kecuali 1 hal sst... ternyata aku tidak suka dengan yang namanya pelajaran olahraga (nama gurunya gak perlu tau ya..off the record...   tar bapaknya marah lagi..). Seperti yang sudah kuceritakan di masa SD-ku, aku sangat ringkih dg penyakit typoid-ku, walaupun sudah sembuh ternyata masih suka berulang sekali-sekali, apalagi saat kondisiku capek fisik dan lelah berfikir, inilah yang menyebabkan aku tidak bisa berolahraga berat, sampe-sampe dokter harus mengeluarkan surat keterangan sakit agar guru olahraga-ku (penjaskes-sekarang) tidak terlalu memaksakan olahraga berat kepadaku. Karena biasanya penyakitku akan kambuh setelahnya. Tapi guru Olahraga-ku dengan tegas mengatakan bahwa tidak ada pengecualian dalam pelajarannya, dia tidak mau pilih kasih, dan menurutnya itu Cuma akal-akalanku agar tidak ikut pelajarannya. Akhirnya aku memang sering izin gak ikut pelajaran olahraga, walaupun gurunya sering marah-marah. Cuma satu cabang olahraga yang kusukai yaitu atletik, cabang Lari jarak jauh.. tau kenapa, karena aku terbiasa suka lari kalo ke sekolah (tergesa-gesa sih sebenarnya..supaya tidak telat huuh...). Memang jarak rumah ke sekolah tidak terlalu jauh, jadi bisa dilalui dengan jalan kaki. Dan hasilnya pasti bisa ditebak, nilai olah raga-ku hanya pas-pasan, lebih sering merah, pernah di kelas 2 SMP nilai olahraga-ku hanya 4 (empat) di raport. Sampe –sampe guru olahraga-ku menyatakan teorinya di depan kelasku sewaktu pelajarannya, bahwa anak yang tidak mahir (malas) berolahraga akan berbanding lurus dengan nilai pelajaran matematikanya, artinya dapat dipastikan kalo nilai olahraganya jeblok, maka nilai matematikanya juga jeblok..  Dan tiba-tiba saja dia menanyakan nilai matematika-ku di raport, aku yang kaget spontan menjawab “delapan, pak!!”, seketika beliau pun kaget dan segera mengatakan bahwa itu adalah hal yang bersifat kebetulan saja, heran juga beliau dengan kesalahan teorinya. Aku tetap berbesar hati  karena bagaimanapun aku memang suka pelajaran matematika saat itu ( jgn tanya sekarang ya...dah banyak lupanya), guru matematika idolaku adalah pak diponegoro (mirip nama pahlawan ya), pak dipp..begitu biasanya kami memanggilnya, orangnya tegas dan cerdas, lebih sering ngadain ulangan lisan ketimbang utul (ujian tulis). Dan yang bikin kami kebat-kebit adalah ulangan lisan itu sering diadakan secara dadakan (tiba-tiba)...
Selama kelas 1 dan 2 SMP,Kami dibimbing mp matematika oleh pak dipp, tapi di kelas 3 SMP digantikan oleh ibu Ernawati, bagiku keduanya sama-sama menyenangkan. Makanya kalo ditanya pelajaran yang menyenangkan waktu di SMP ya..matematika... tapi sekali lagi sewaktu SMP ya...


 3.   Getol berorganisasi?

OH, no beda dengan yundahamasah dan  umi fityan, aku tidak suka berorganisasi, tapi karena saat itu di SMP-ku semua siswa diharuskan ikut ekskul, maka aku memilih ikut PMI dan Pramuka, itupun hanya sebatas anggota. Terakhir-terakhir malahan sering gak ikut kegiatan,apalagi sudah di kelas 3 SMP, waktuku banyak dihabiskan utk mempersiapkan ujian,  padahal teman-teman yang sdh aktif sampe-sampe ikut jambore segala (utk Pramuka), tapi aku lebih suka berkumpul sama anak-anak yang tdk suka berorganisasi... kuper juga nih ternyata... 


  4.   Uang saku = tabungan

Di Masa SMPku dulu aku mulai dikasih uang saku, walaupun tidak sering, karena mengingat aku hanya berjalan kaki pergi dan pulang sekolah, otomatis tidak ada uang transport buatku, beda dengan kakakku yang sekolahnya jauh dan harus memakai angkot ke sekolah, jadi setiap hari dia dikasih uang transport, disamping uang saku. Tapi bagiku berapa pun uang saku yang diberikan kepadaku itu tidak jadi masalah, karena aku jarang jajan di sekolah, paling sekali-sekali kalo ada pelajaran olahraga atau ada les tambahan yang menyebabkan tidak sempat pulang. Aku juga terbiasa membawa bekal ke sekolah, jadi uang saku ku lebih banyak kutabung, bila suatu saat dibutuhkan misalnya: ada sumbangan mendadak di sekolah atau harus membeli keperluan2ku yang lain, aku tidak perlu lagi minta kepada ortu. Jadi uang sakuku lebih banyak kutabung waktu itu dibanding utk dibelanjakan. Kadang aku heran sendiri waktu SMP aku bisa berhemat sedemikian rupa tapi sekarang kog gak bisa ya...


 5.   Bacaan dan Film kesukaanku
Selain buku pelajaran sekolah, aku juga mulai suka baca novel, masih katagori novel anak2, tapi lebih banyak yang bergaya petualangan misalnya: novel2 enid blyton (lima sekawan, dsb) atau karya alfred H (trio detektif, dll) dan imung. Selain novel, di masa SMP ini, aku sering dibelikan kakakku majalah2 anak2 dan remaja seperti majalah HAI, ananda, dsb.  
Walaupun sudah remaja SMP, terus terang dulu aku masih suka nonton film-film kartun, malahan sampe SMA pun aku masih suka. Sebut saja deretan film-film TV seperti : candy-candy (komiknya jg kusuka), dora emon, tom&jerry, donald bebek (majalahnya pun msh suka kubaca. Sesekali kami (aku n kakak2ku) diajak nonton ke bioskop, seingatku waktu SMP dulu aku paling suka film “nakalnya anak-anak” yang ada Ryan Hidayat, salah satu pemeran utamanya. Ah, kalo diingat sepertinya aku childish banget ya...padahal kan  masa SMP itu sudah dikategorikan remaja gitu...

     Nah, itulah masa-masa SMP yang sempat kukenang, moga tidak mengecewakan yang ngasih PR (yundahamasah dan  umi fityan), syukur2 kalo mo kasih masukan n komennya ditunggu ya...

Kamis, 17 November 2011

Sahabat

Sahabat adalah..
Tiang bersandar sebuah jiwa
Ia tidak mudah berubah apalagi diubah
Ia tidak butuh Pengakuan
Melainkan melekat dengan sendirinya
Ia mau berbagi tidak hanya dalam suka tapi juga duka
Ia adalah pendengar paling setia semua asa
Ia akan mendorong ke arah yang benar
Dan ia akan sangat berarti setelah kau berpisah dengannya...

 

Sahabat, 
Tegur aku jika aku mulai angkuh
Tegur aku jika aku mulai salah
Karena aku sangat butuh saudara sepertimu
Selamanya..
Karena sahabat itu seperti bintang, ataupun matahari ataupun bulan
Walau jauh Dia "bercahaya"
Meski kadang menghilang dia tetap ada
Tidak untuk dimiliki
Tapi tak bisa dilupakan



Untuk semua sahabat dimanapun berada
 Happy Friendship Day..







Selasa, 15 November 2011

Mengenang Masa SD



Wahh.. yundahamasah.  ngasih PR, sudah lama sih tapi baru sempat dilakoni skrg, maaf ya ke..
PRnya mengajak kembali ke jaman SD dulu,  dengan beberapa point yang ada di bawah ini nih....

Guru Favoritku
Siapa ya guru favoritku waktu di SD (SDN 59 Palembang)...hhm, sepertinya ada beberapa.Yang jelas bagiku Semua guru Sdku  sama saja, meletakkan dasar-dasar keilmuan yang dapat kugunakan sampai sekarang, membaca, menulis, berhitung, dsb, terima kasih ibu dan bpk guruku....
Sama seperti yunda di SD dulu, setiap kelasnya aku Cuma punya satu guru, kelas l dan ll, guruku ibu Zainunah yg tegas tapi lembut, aku tidak tau lagi keberadaannya sekarang, dan rasanya di kelas lll pun kami masih diajari ibu Zainunah,aku agak lupa sih soalnya dah lama skale..tapi dulu pelajarannya terasa sangat berbeda dengan anak-anak SD sekarang. Aku sering membandingkan zaman SD ku dulu dengan zaman anak-anakku sekarang, saat membimbing mereka belajar, tingkat kesulitannya jauh lebih tinggi.   
Di kelas lV SD, guruku ibu Nurlaila. Guru yang baik ini tidak terlalu banyak kekenal dan kukenang, walaupun beliau tentu saja tetap berjasa. Yah, ini disebabkan swaktu di kelas empat aku lebih banyak absen di sekolah, tahun-tahun di kelas IV  kulalui lebih banyak di RS dengan sakit typus akut yang menggerogotiku, kurang lebih hampir 4 bulan aku bolak-balik ke RS (opname), dan hasilnya bukan hanya badanku yang jadi kurus dan rambutku yang rontok tapi nilai-nilai raportku juga anjlok, alhamdulillah dapat nilai rata-rata 6,0.Dan alhamdulillah penyakitnya sembuh, tidak kambuh lagi sampai sekarang.
Ternyata setelah diingat-ingat lagi, guru favoritku banget ada di kelas V, ibu Suratmi, guru asal pulau jawa yang ikut suaminya bertugas di kantor Pos PLG  ini sangat care dan peduli dengan muridnya, berkat bimbingannya nilai-nilaiku kembali bagus dan dapat mengejar ketinggalan. Aku sangat senang cara beliau menerangkan pelajaran, terutama pelajaran Matematika. Terang benderang... o ya, kabar terakhirnya ibu Suratmi sudah kembali ke p jawa lagi ikut suaminya yang sdh pindah tugas lagi atau malah sudah pensiun...
Guruku di kelas VI adalah Pak Halim, termasuk guru vaporitku juga, karena sikap tegas dan disiplinnya yang dapat menghantarkan aku dan teman2ku lulus SD 100% kala itu. Di  kelas VI ini, kami dituntut untuk selalu menghapal dan latihan soal-soal persiapan Ebtanas sebanyak mungkin, hampir setiap hari. Pake aturan main juga lho, anak yang mendapat nilai besar boleh menjewer anak yang nilainya kecil. Kalo kertas jawabannya nilainya dapet angka dibawah 6, maka wajib dapet jeweran dari anak yang dapat nilai mulai dari 7-10. Jumlah jewerannya tergantung jumlah kurangnya dari nilai teman yg menjewer, jadi kalo dapet nilai 4, maka akan dapet 3 jeweran dari teman yg dpt nilai 7,dst. Walaupun pada saat itu kita berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai sebesar2nya, tapi dalam hati kecilku aku lebih suka dapet nilai 6, kenapa? Karena tidak menjewer telinga teman dan tidak juga dijewer...
Sekitar 2 tahun yang lalu, aku pernah bertemu dengan Pak Halim di suatu acara resepsi pernikahan keluarga, beliau tampak mulai dimakan usia, kami sempat mengingat masa-masa SD dulu dan beliau menyatakan kebanggaan kpd kami semua. Kubalas hal yang sama dg mengatakan “ kami tidak akan ada apa-apanya tanpa bimbingan dan pengorbanan dari bapak..”         
  


Guru Killer
Jaman SD dulu, rasanya gak ada guru killer ya? Kalo killer diartikan dengan suka marah dan menjewer Ada sih, mungkin pak Halim orangnya, guru kls VI  yang suka memberi hukuman fisik seperti menjewer dan berdiri di depan kelas, tapi menurutku orangnya gak bisa dibilang killer tuh, karena itu semata-mata untuk menegakkan disiplin diri dalam belajar..


Teman Bolos
Hehehee...aku lagi lagi terpaksa bilang tidak ada. Mungkin karena masih SD...masih belom ada pikiran untuk membolos.


Teman Berantem
zaman SD dulu Kalo berantem rasanya aku gak pernah.... tapi kalo diusilin sering.. aku termasuk anak yang ringkih waktu SD, tapi aku punya teman akrab yang sebangku dan selalu melindungiku, Faridah Ariyani namanya, entah dimana dia sekarang, tak pernah lagi jumpa.Setiap anak-anak yang usil itu menggangguku (mereka anak laki2 yg berbadan besar), ia selalu membela dan mengadukan kepada bpk/ibu guru, lama kelamaan tak ada lagi yang berani menggangguku.Tahu kenapa? Anak-anak bandel itu ada yang tidak naik kelas dan ada yang keluar dari sekolah hehehe....

Jajanan Favorit
Jajanan pavoritku Sebenarnya tak begitu  banyak karena jarang dikasih uang saku sewaktu SD, barulah waktu SMP kami dikasih uang saku.Waktu SD kami selalu dibekali makanan ke sekolah, jadi saat anak-anak lain jajan di sela-sela istirahat, aku selalu makan bekal dari rumah....
Pernah juga sesekali jajan kalo ada saudara yang nagasih uang saku, misal paman, bibi atau nenek, dsb. Biasanya jajananku adalah:
Gulali (gula palu-bhs Palembangnya), biasanya gulali ini di tusuk pake bilah, semacam tongkat es krim jaman skrg, trus di-uli sampe keras, baru dimakan.bisa juga ditaruh di kertas setelah diuli, trus jadi berbtk lempengan keras, baru dimakan. (gambarnya susah dicari di geogle..)


Aku juga suka Es Potong, di jaman SD ku dulu disebut Es Agogo... Es agogo ini tersedia bermacam-macam rasa, ada coklat, durian dan rasa jeruk hmmm segernya kalo diingat...


Dari geogle

satu lagi yang hampir kelupaan jajanan pavoritku dulu adalah empek-empek, biasanya di sekolahku dijual 25 rupiah kala itu, weah murah sekali....mana enak lagi tapi sekali lagi aku lebih sering dijajani oleh teman dibanding bawa uang sendiri....


Mainan Favorit
Banyak.... Tapi yang paling paling favorit adalah main dakocan, karena dulu aku sering menang banyak hehehe... Dari rumah sih modalnya Cuma 10 buah dakocan, tapi setelah main di sekolah, pulang-pulangnya jadi satu kaleng, ternyata aku jawara juga ya....


Aku juga suka main tali dari karet sama teman-teman, kalo bahasa palembangnya disebut YEYE, biasanya kami main yeye sebelum masuk kelas atau saat istirahat, tapi aku tidak terlalu mahir,apalagi kalo sudah lompatan di atas kepala, biasanya aku lebih sering jaga (yang pegang tali karetnya) hehehe....


Dari geogle




Sepatu Favorit
Rasanya gak ada merk pavorit untuk sepatu yang dipakai waktu SD, yang jelas kalo dibeliin sepatu ya pakai aja, biasanya warna hitam karena merupakan tata tertib sekolah. Kami pun tidak terlalu sering gonta ganti sepatu paling kalo sdh tdk layak pakai baru beli lagi. Kadang-kadang aku juga dapat warisan sepatu dari kakakku yang masih layak dipakai (maklum anak bontot..)


Tas Favorit    
Hampir sama dengan sepatu.Tidak ada yang favorit. Tapi kalo disuruh memilih aku lebih suka tas sandang atau yang bisa diselempangin dibanding tas jinjing atau ransel ...Beberapa kejadian yang dialami teman yang kecopetan gara-gara pake tas jinjing atau Ransel (tas punggung) cukup mengilhamiku untuk lebih baik menggunakan tas selempang yang bisa ditaruh di depan.Sewaktu SD juga tak jarang aku sering dapat tas warisan dari kakak-kakaku yang masih bagus(tidak harus selalu baru...)

.
Itulah sekelumit masa SD ku yang menjadi kenangan indah bagiku,Bagaimana masa SD mu?

Rabu, 09 November 2011

RewarD n FunishMenT

Suatu hari Abi marah besar. Aziz dan Azzam terpana. Mereka seolah melihat sesuatu yang sangat mengejutkan. Aziz langsung  tertunduk kaku, Azzam diam seribu bahasa. Mereka tidak beringsut dari tempat berdirinya. Ummi hampir saja terkikik , tapi gak jadi setelah melirik wajah gusar abi.  Yah, sudah menjadi kesepakatan kalo ummi dan abi harus kompak dalam hal yang satu ini, memberi ketegasan/kedisiplinan kepada 3 musketers kami.  Jadi kalo salah satu sedang marah (dalam rangka kebaikan), yang lain harus mendukung.

ekspresi abang Aziz saat merasa bersalah....uuh...

Tapi tunggu dulu, ini sebenarnya ada masalah apa sih? Kog Abi tiba-tiba sangat gusar, biasanya kan Abi sangat cool dan penuh canda nih…Askar yang sedari tadi ikut dalam permainan kedua kakaknya jadi  mengkerut, ia segera menghambur ke pelukan umi. Ada apa sih? Olala ternyata telah terjadi sebuah insiden yang didalangi oleh abang Aziz. Kita simak kronologisnya. Sudah beberapa hari ini abang selalu jajan di warung dekat rumah, padahal sebelumnya tidak pernah, yah karena nenek anang punya warung jadi mereka tinggal ngambil. Nah yang jadi masalah sekarang darimana uang jajannya?  Semula Abang tidak mau mengakui asal-usul uang jajannya padahal umi abi merasa tidak pernah memberi uang jajan kepada abang belakangan ini. Yah, ada sih dikasih uang saku, tapi abang berjanji uang itu akan ditabung karena abang selalu bawa bekal dari rumah kalo ke sekolah, dan itu memang dibuktikan dari catatan buku tabungan abang yang selalu bertambah setiap hari, artinya uang sakunya memang benar-benar ditabung. Jadi darimana ya uang jajan dadakan itu...? Setelah didesak abi, barulah kakak Azzam yang nyelutuk “Abang tuh ncongkel celengan rumah2an...bi..”, Abang Aziz sempat mendelik ke adiknya Azzam, tapi tak lama, kembali didengarnya pertanyaan abi, “benar...bang??”. Dengan tergagap ia menjawab “i..ii..iyyaa, bi..” sangat perlahan tapi cukup terdengar di telinga abi dan umi. 


ekspresi nanda Azzam saat memaparkan ulah abang Aziznya.... 
hehehe

        Inilah awal muasal kemarahan abi, segera diambilnya 2 celengan (tabungan) berbentuk rumah-rumahan hadiah dari ombai (nenek, bhs komering) untuk Aziz n Azzam beberapa bulan yang lalu. Abi segera mengguncang celengan rumah yang berwarna hijau, itu milik Azzam,sangat ringan, ternyata bunyinya “klotak-klotak”,menandakan hanya tinggal sedikit uang recehan yang ada di dalamnya. Beda sekali dengan yang satunya, celengan rumah warna orange milik Aziz, terasa masih berat, dan bunyinya kresek2 ditambah gemerincing logam, menandakan ada banyak uang kertas yang bercampur dengan uang receh, kembali abi bertanya dengan heran.. “lho bang, kog celengan abang msh banyak isinya dibanding punya Azzam, sebenarnya siapa yang nyongkel tabungannya..??”, belum sempat Aziz menjawab, Azzam segera mendahului... “ abang tuh bi, nyongkel tabungan Azzam,sudah beberapa hari ini sih.. trus dipake buat jajan di warung sebelah, Azzam sama adek Askar dibagi juga..” tanpa merasa bersalah, Azzam membongkar kelakuan abangnya...di depan abi, umi dan dedek Askar. Abang aziz semakin terpojok, dalam hati ia sangat marah dengan kenyinyiran Azzam, tapi saat ini dia juga takut dengan sorot mata abi yang dirasanya menusuk jantung, deg..deg..deg...serasa mau copot nih.. 

Akhirnya abi membobol semua celengan rumah-rumahan itu. Semula mereka (aziz n azzam) bercita kalo celengan mereka sudah penuh mau beli sepeda sport. Tapi dengan tegas abi menyatakan bahwa jumlah uang dalam celengan mereka sangat jauh dari mencukupi untuk membeli sesuatu yang mereka idam-idamkan. Terlihat jelas kekecewaan dimata keduanya, Azzam sempat menyalahkan abangnya yang dianggap sembrono, tapi abi bilang bahwa Azzam tidak boleh begitu karena toh dia juga ikut menikmati jajanan hasil dari ncongkel tabungan..nah lho... Namun, abi juga tidak pelit memberi pujian kepada Azzam yang sudah berkata jujur, pun Aziz yang sudah mengakui kesalahannya.  Aziz tampak sangat menyesali perbuatannya, ia membayangkan liburannya yang tak berarti tanpa sepeda sport idamannya...aah... 


ekpresi Abi saat berusaha tuk menerapkan funishment n reward yang tepat hmmm...

Abi menawarkan untuk menabung lagi di celengan baru,  asal Aziz berjanji dengan sungguh-sungguh untuk tidak menyongkel-nya lagi. 

Sebagai hukumannya, abi mencontoh cara nabi sulaiman memecahkan masalah pemilik ternak yang merusak ladang tetangganya, walau gak sama persis, Aziz harus menabung di celengan Azzam sampai jumlahnya sama dengan uang di celengan Aziz yang masih penuh, sementara itu Azzam tetap menabung di celengannya. Semula Aziz mau protes tapi kemudian dia pasrah aja, mungkin sadar akan kesalahannya.     
Untuk uang saku, umi menyarankan bisa digunakan sebagian untuk hal-hal yang dinginkan, asal bermanfaat (umi sebenarnya masih ragu, mereka udah ngerti belum tentang kata ‘bermanfaat’, tapi umi bertekad untuk selalu mengarahkan). Kalo uang sakunya belum mencukupi untuk membeli sesuatu yang mereka idam-idamkam, entah mainan atau jenis makanan, Biasanya mereka mangumpulkan uang sakunya beberapa hari sampai cukup. 
Hari ini umi dikejutkan nanda Askar yang berlari-lari masuk ke rumah sambil melambi-lambaikan satu lembar uang lima puluh ribuan, “umi...umi...Askar mau beli sepeda, ini uangnya...!!!”, umi bertanya-tanya dalam hati dari mana uang itu Askar dapat, belum sempat umi bertanya atau memeriksa dompetnya, Askar sudah berteriak lagi “Ayah yang kasih uangnya mi...”, sambil tangannya menunjuk sosok Ayah (panggilan utk pamannya, adik ipar abinya) yang masuk ke rumah sambil mengucapkan salam. Ooo... ternyata...