Senin, 30 Januari 2012

quotes hari ini

Perputaran waktu yang tak pernah berhenti, secara otomatis selalu menjadikan kita manusia yang baru. Karena waktu selalu membawa perubahan pada diri kita, setidaknya mengubah jumlah usia kita. Karena itu kita yang ada di hari kemarin, bukanlah kita yang ada sekarang, bahkan kita yang ada 1 jam yang lalu, bukanlah kita yang ada sekarang, oleh sebab usia kita yang telah berubah.

Maka ini adalah hal penting yang selalu diingatkan Shalafusholeh kepada kita, memahami bahwa setiap hari yang kita temui kala bangun di waktu pagi, adalah hari baru yang menyemangati kita untuk harus membuat dan menciptakan hal-hal baru pula.

Selasa, 24 Januari 2012

MENIKMATI KEKURANGAN



“Wahai Allah, jadikanlah aku puas dengan apa yang Engkau rizkikan padaku. Berkahilah aku dalam rizkiku. Gantilah untukku semua yang tidak ada dengan KEBAIKAN” (H.R. Al-Hakim dari Ibnu Abbas ra)

Saudaraku,

Yakinlah orang yang paling kaya adalah orang yang paling qona’ah terhadap hartanya. Bukan yang paling banyak bilangan hartanya, karena kepuasan, ridho, menerima, tentram yang terkandung dalam makna qona’ah, semua merupakan perasaan hati.

Karena memang tidak ada yang memuaskan dalam hidup ini.. Ketika kita tidak berambisi dengan harta orang lain, itulah kekayaan yang sebenarnya...

Nabi Musa AS ketika bertanya kepada Allah SWT,

“Ya, Allah, siapa diantara hamba-Mu yang paling kaya?”

Allah menjawab, “Orang yang paling qona’ah dengan apa yang kuberikan padanya”

Karena.. selalu ada yang kurang dalam hidup ini.., selalu ada celah yang tidak sempurna menurut hati..Dan disinilah kita belajar menikmati kekurangan..Belajar bahwa ada kelebihan dibalik kekurangan, belajar mensyukuri kekurangan dan justru menikmatinya..

Saudaraku,

Ada ikatan erat antara Qona’ah dan syukur. Keduanya seperti dua sisi mata uang. Syukur membuahkan Qona’ah dan Qona’ah memunculkan syukur. Tak ada qona’ah tanpa syukur dan tak ada syukur tanpa qona’ah. Syukur tanda kita menikmati keadaan yang mungkin kurang. Qona’ah adalah buah kesyukuran yang membuat kita tenang. Bathin yang tenang karena menerima keadaan. Kondisi hati yang stabil karena tidak dibenturkan dengan harapan yang tidak tercapai.. Keadaan jiwa yang menyenangkan karena tdk banyak mengeluh dan menggugat keadaaan yang tidak sesuai dengan keinginan, itulah keberkahan yang Allah berikan...

Saudaraku,

Qona’ah menjadikan tidak lelah terombang oleh mimpi-mimpi dan obsesi hidup yang tak habis-habis. Qona’ah membuat jiwa lebih tenang, stabil dan bisa menapaki hidup dengan kuat..

Tapi, Qona’ah bukanlah sikap diam , puas, tenang tanpa merubah keadaan yang tidak baik atau menjalani hidup tanpa perencanaan... melainkan, Ridho dengan karunia Allah SWT, ridho dengan ketetapan Allah SWT, bukanlah ridho dengan kondisi yang buruk, bukan pasif menghadapi situasi yang tidak baik, bukan tenang dengan dengan dugaan keburukan yang kan terjadi di masa mendatang.

Saudaraku,

Qona’ah adalah sikap ridho yang tidak boleh menghapus keinginan mengubah sesuatu menjadi ebih baik, tidak berarti diam dan tidak mau berusaha membuka pintu-pintu rezki yang halal yang Allah sediakan.

Saudaraku,

walaupun begitu kita tidak boleh ridho dengan kemunkaran, tenang dengan kedzoliman atau diam mendapatkan kebathilan.

Saudaraku,

Nikmatilah kekurangan, Ambillah prinsip qona’ah dari Rasulullah SAW,

“setiap kali matahari terbit, dua malaikat berseru kepada manusia yang hidup di dunia.. ’wahai Manusia bergegaslah menuju Rabbmu, sesuatu yang kurang dan cukup itu lebih baik daripada yang banyak tapi melalaikan”

Saudaraku, semoga kita senantiasa qona’ah dengan segala apa yang sudah Allah berikan, aamin ya rabbal ‘aalamin...

(disarikan dari Tarbawi/kolom ruhaniat, edisi 146 th 8/dzulhijah 1427/4 jan 2007)

Sabtu, 14 Januari 2012

catatan Rina Syarif

Assalamua'alaikum sahabat blogger, semoga kebahagiaan selalu tercurah dari yang Kuasa kepada kita semua, amin yba. Kali ini saya mau share tulisan/cerita teman blog yg cukup menginspirasi tapi sudah nyaris tak terdengar, rina syarif, semoga bisa bermanfaat to all of us...

KENAPA SICH, KAMU SUKA MEMBANTAH...???

Bismillahirrahmanirrahiim,

Sahabatku yg dirakhmati Allah Ta’Ala,

Pernah gak, dalam kondisi seperti ini, ketika menyuruh anak belajar atau mandi pasti banyaaak bener alasannya untuk mengatakan “tidak”, “nanti dulu” atau “Iya maa… sebentar lagi”. Bisa juga mereka mengemukakan seribu satu alasan supaya membantah perintah kita, meskipun pada akhirnya mereka juga akan mematuhi kita. Meskipun dengan wajah cemberut dan ditekuk dalam2.

Sahabat, saya pun sering mengalaminya sebagai seorang mama dengan tiga orang anak yg masih balita dan beranjak remaja. (Syukurlah yg terakhir masih 8 bulan, paling2 saya disembur jika malaikat mungil saya itu gak suka dengan bubur yg saya buatkan).

Sebenarnya jika kita mengetahui mengapa mereka demikian, sudah seharusnya kita tidak perlu terpancing emosi. Jika kita bisa memahami mereka, maka akan memudahkan kita dalam mendidik mereka. Sahabat, ada beberapa analisa saya dibawah ini, mengapa seorang anak suka membantah, mari kita bahas bersama faktor penyebabnya dahulu.

FAKTOR PENYEBAB ANAK SUKA MEMBANTAH :

Mencari Perhatian
Biasanya mereka suka membantah karena ingin mencari perhatian kita. Ingin beda sendiri dan lain dari saudara2 nya. Mereka berharap dengan demikian, mendapatkan perhatian kita melebihi perhatian kita pada saudara2nya yg lain.

Menunjukkan Jati Diri
Dia ingin menunjukkan kepada kita, bahwa dia sudah besar, dan ingin pendapatnya dihargai secara personal. Mama harus tau, apa mauku, benar atau salah belakangan… kira2 demikianlah yg ingin disampaikan anak kita.

Menunjukkan Perasaannya
Bisa jadi anak membantah ingin menunjukkan perasaannya pada kita. Biasanya ingin memperlihatkan rasa marah, kesal dan lain sebagainya. Misalnya begini, dia sedang asyik main PS tiba-tiba kita suruh mandi, maka langsung timbul reaksi membantah karena mereka marah kesenangannya diganggu/diinterupsi mamanya.

Menunjukkan Kekuasaan
Misalkan begini, di supermarket seringkali mereka meminta dibelikan sesuatu yg berbeda dengan perjanjian sebelumnya di rumah. Jika diingatkan, biasanya mereka akan membantah dan mengeluarkan jurus2 maut (seperti merengek, cemberut dll) supaya mamanya “mengalah” dan mereka “berkuasa” karena berhasil membujuk mamanya melakukan apa yg mereka inginkan.

Trus gimana doong… cara menghadapinya…?? Dibawah ini ada beberapa cara jurus2 maut untuk menghadapi anak yg suka membantah (jangan kalah dong, sama anak kecil..)

CARA MENGATASI ANAK YG SUKA MEMBANTAH

Cari Tau, Mengapa..?
Cari tau mengapa mereka membantah kita dan tidak mau menuruti nasehat kita (jadi balik ke tulisan yg diatas)

Bersabar
Ooops… jangan terpancing emosi yaa…. Sabar… sabar… Misalkan begini, jika anak, kita suruh mandi kemudian jawabnya “sebentar lagi, ma”. Maka beri mereka waktu sesuai dengan kesepakatan bersama “oke.. mama kasih waktu 10 menit lagi” jika mereka minta negosiasi “ 15 menit lagi..” maka kabulkan saja. “Oke 15 menit lagi, tapi setelah itu kamu harus segera mandi.. deal..?” Dijamin mereka akan senang karena merasa dihargai, sekarang tinggal kita yg harus bersabar menunggu mereka menepati janjinya.

Jelaskan Alasan
Berikanlah alasan yg paling masuk akal mengapa mereka harus mematuhi kita. Jangan katakan “pokoknya gak boleh ya gak boleh..” itu namanya otoriter. Ingat saja, waktu kecil kita juga benci kan, dibegitukan oleh kakek dan nenek mereka..? Contoh menjelaskan alasan, misalkan begini, jika kita larang mereka memainkan pisau, maka jelaskan bahwa pisau itu tajam, bisa melukainya, jika perlu perlihatkan betapa tajamnya pisau itu memotong sesuatu, katakan apakah mereka ingin jari tangannya seperti itu jika menjadikan pisau sebagai permainan.

Harus tegas dan jangan kompromi
Jika mereka masih membantah… Perlihatkan “Who’s the Boss”..siapa yg berkuasa, bukan dengan cara membentak mereka tapi acuhkan saja, seolah menulikan telinga.. pura2 tidak mendengarkan bantahan dan rengekan mereka. Katakan saja, “mama baru mau ngomong sama kamu, kalo kamu sudah patuh sama mama”. Cara ini efektif, karena mampu membuat kita tidak terpancing emosi.

Pujilah Mereka
Jika mereka akhirnya patuh pada kita, berikanlah pujian “Naah… gitu dong, itu baru anak sholeh/ah…ini baru calon penghuni syurga, nanti kakak/abang ajak mama masuk syurga juga ya sayang..” Dijamin mereka akan senang dan merasa dihargai dengan ucapan kita tersebut.

Biarkan Mereka Kecewa
Sekali-kali kita boleh kok bikin mereka kecewa, itulah kehidupan. Kelak dikala mereka dewasa dan berkompetisi, mereka pasti akan mengalami kekecewaan dalam hidup. Tidak selamanya keinginan mereka harus terpenuhi. Jangan biarkan mereka menjadi anak yg manja dengan memenuhi apa saja pinta mereka.

Tunjukkan bahwa Engkau Menyayangi mereka
Setelah rasa kecewa mereka reda, peluklah mereka, ucapkan bahwa apa yg kita lakukan itu untuk kebaikan mereka sendiri, karena kita menyayangi mereka. Perlihatkan bahwa anda tidak marah pada mereka tapi marah pada kelakuan mereka yg nakal.

Demikanlah sahabatku, sedikit analisa dari saya yg masih miskin ilmu tentang menghadapi anak2 yg terkadang suka membantah… Semoga ada manfaatnya bagi sahabatku yg membacanya. Jika sahabat ingin menambahkan, silahkan..

Segala kesempurnaan adalah milik Allah Subhana Hu Wa Ta’Ala, saya hanyalah yg dhoif yg sedang belajar ilmu Allah yg tersirat.

Wassalam,
Cibubur 26 Mei 2010

RINA SYARIF,
Yg lemah dan miskin ilmu

Selasa, 10 Januari 2012

Episode Malam Yang Mencekam

ilustrasi gb dari geogle

Aulia baru saja menyelesaikan rakaat terakhir sholat malam (lail)nya, ketika sekelebat bayangan hitam melintasi jendela, tepat didepan posisi arah kiblat. Seketika aulia merasakan bulu kuduknya berdiri. Ia berusaha menguatkan hati,

“ Ya, Allah kuatkanlah hati hamba agar tak beranjak dari tempat sujud ini, lindungilah kami ya Rabb dari semua godaaan, baik yang bersifat nyata ataupun ghoib, tolonglah ya Rabb, tolonglah….” Rintih Aulia dengan gugup.

Nafasnya naik-turun. Semua doa-doa hapalannya dilafadzkan terburu-buru, Aulia berusaha untuk tidak memejamkan matanya, ia terus komat-kamit dan berusaha untuk khusuk, walaupun dadanya bergejolak.

Sudah beberapa hari ini, penghuni rumah qur’an merasakan terror yang menakutkan. Dimulai saat sore hari ba’da ashar, tepatnya dua hari yang lalu, ada 3 orang yang berwajah seram berjalan di sekitar rumah. Gerak-gerik mereka sangat mencurigakan, beberapa penghuni melihat mereka berbicara dengan berbisik sambil terus mengelilingi rumah. Dan malamnya, beberapa diantara penghuni merasakan sering ada suara-suara aneh dan ini membuat mereka takut.

Sesuai dengan namanya, Rumah Qur’an adalah tempat bermukimnya para pecinta Al-qur’an, mereka mondok disana, mendalami Al-qur’an, menghapalkannya, memahaminya dan seputar kegiatan yang berinteraksi dengan Al-qur’an. Tapi Rumah Qur’an yang satu ini semua penghuninya adalah perempuan, karena memang dikhususkan untuk asrama putri. Mulai dari ustadzah dan pesertanya perempuan semua. Mereka berasal dari berbagai daerah. Ada juga asrama putranya, sayang lokasinya tidak berdekatan satu sama lain. Ditambah lagi lokasi asrama putri ini sangat jauh dari keramaian. Terhitung hanya beberapa jumlah rumah di daerah itu dan letaknya berjauhan satu sama lain.

Mana disekeliling rumah yang berlantai dua ini masih layaknya hutan dengan pohon-pohon yang rimbun disana-sini. Mungkin hal inilah yang membuat lokasi asrama putri ini sangat rawan dari ancaman pihak luar. Apalagi pihak-pihak yang merasa aman untuk menyatroni rumah tersebut karena tidak ada kehadiran pihak laki-laki yang dianggap bisa melindungi. Uh, enak saja memangnya perempuan tidak bisa melindungi dirinya sendiri’. Begitulah pikir Aulia selama ini, sebelum kejadian beberapa malam terakhir.

Seperti malam sebelumnya, Hani, salah seorang penghuni menemukan sebuah kayu besar di dekat jendela kaca di bagian belakang rumah. Setelah ditanyakan kepada yang lain, tidak ada yang mengaku pernah meletakkannya di sana. Malam berikutnya,Tsabita, teman Aulia lainnya mendengar suara-suara aneh di teras bagian atas rumah. Waktu itu ia berada di bawah, segera ia naik ke lantai dua dan tidak menemukan siapa-siapa selain temannya yang sedang tidur. Lalu ada lagi kejadian aneh dialami seorang penghuni yang lain, saat ia baru meninggalkan kamarnya, ia mendengar suara keras,

“tek, kletek…dug,dug”.

Suara itu berasal dari dalam kamar, segera ia kembali masuk kamar dan memeriksa asal suara tersebut, didapatinya jendela kamarnya terbuka, ditandai dengan gorden yang melambai-lambai ditiup angin, padahal seingatnya jendela itu sudah dikunci. Ia memberanikan diri untuk memeriksa keluar jendela tapi tidak didapatinya seorangpun. Para penghuni mulai merasa tidak nyaman tinggal di rumah tersebut, tapi ini tidak bisa dibiarkan. Hal ini harus diselesaikan. Karena seorang mukmin tidak boleh lari dari suatu masalah, tapi harus menjadi bagian dari solusi. Atas usulan yang disepakati akhirnya mereka menghubungi penanggung jawab wisma Qur’an, ustadz Fariz, tapi sangat disayangkan ternyata sedang berada di luar kota. Hanya istri beliau yang mampu dihubungi, responnya pun Cuma terkesan seadanya,

“yah, sabar aja, perbanyak tilawah…”.

Aulia dan teman-temannya merasa kurang puas dengan jawaban itu, bukankah kita harus berusaha dulu, sesudahnya baru bertawakal. Mereka pun menghubungi penanggung jawab asrama putra, Alhamdulillah mendapat tanggapan yang positif.

Sejak malam itu, yaitu malam ke tiga sejak teror melanda, dikirim dua orang laki-laki muda untuk menjaga di rumah qur’an, Haikal dan Umar. Dan itu adalah malam ini, saat dimana Aulia melihat sekelebat bayangan hitam di jendela kamarnya. Aulia masih menahan nafas sambil terus berzikir, yah walau dalam keadaan tegang, Aulia sudah agak tenang karena ia yakin akan pertolongan Allah. Dan Allah sebagaimana prasangka hambanya.

Sebelumnya pun Aulia adalah seorang gadis belia yang taat beribadah, ia sangat meyakini bahwa

sabar dan sholat akan menjadi penolong orang mukmin”, seperti dalam QS Al-Baqarah : 153 yang sudah dihapalnya.

Makanya malam ini ia berusaha mendirikan sholat lail dengan khusu’. Aulia yakin pertolongan Allah segera datang dan rahasia malam yang mencekam akan segera terkuak. Aulia masih menunggu dalam zikirnya, ketika kelebat bayangan hitam itu muncul lagi,

Terdengar suara “kresk,kresk…”

disusul teriakan keras Haikal dari lantai atas,

“Hei…., Siapa disana!!!”,

Tiba-tiba ada suara orang-orang berlari disusul suara

“gdebug….bum!!!”

Seperti ada yang jatuh dari lantai dua.

“Hei, jangan lari…Maling….!!”

Kembali haikal berteriak. Teriakannya hampir hilang bersamaan dengan suara raungan motor yang lama kelamaan menjauh. Umar yang berada di bawah juga berteriak

“maling….maling….”.

Seketika itu juga Aulia ikut berteriak

”maling…maling…!!”.

Hani yang masih tilawah, segera berteriak

“maling…maling…!”.

Yang lucunya lagi Tsabita yang barusan terbangun dari tidurnya juga langsung teriak

“maling….maling….!!”.

Akhirnya semua penghuni Rumah Qur’an spontan teriak “maling….maling…!!!!”.

Sungguh teriakan yang memecah Keheningan malam, namun anehnya tak seorang tetanggapun yang datang. Sangat disayangkan, pikir Aulia.

Apakah ini pertanda masyarakat yang tidak acuh kepada sekelilingnya lagi, atau memang masih terlelap semua atau memang letak yang berjauhan membuat mereka takut untuk keluar. Alih-alih mau meyelamatkan orang lain, nanti diri sendiri yang jadi korban, mungkin begitu pikir mereka. Ah, Aulia tidak mau pusing memikirkan hal itu sekarang, nanti-nanti deh dipikirkan lagi, bathinnya. Ia segera melipat mukenanya dan mengenakan jilbab, keluar dari kamar dan segera berkumpul di teras belakang rumah bersama teman-teman yang lain, mereka sudah lebih dulu berhamburan keluar sebelum Aulia.

Ternyata keadaan sudah aman, menurut keterangan Haikal, memang ada orang yang berusaha masuk, tapi keburu ketahuan.

“Ah, sayang malingnya keburu kabur!!”,

Hani menggerutu kesal karena tidak berhasil mengetahui siapa pelaku sebenarnya. Yang lain belum sepenuhnya pulih dari shocknya, mungkin akan menimpali hal yang bernada serupa dengan Hani, tapi ustadzhah segera menengahi, “Alhamdulillah, Kita harus bersyukur pada Allah, sudah terhindar dari bahaya” ujarnya.

Aulia terharu mendengarnya. Mereka akhirnya sama-sama sujud syukur. Malam itu sebagian dari mereka hampir tidak bisa memejamkan mata, kecuali hanya sebagian kecil yang memang sudah sangat lelah. Mereka yang belum sholat lail melaksanakannya dengan jama’ah. Walaupun sudah ada Haikal dan umar, tetapi ustadzah menyarankan agar tetap bergantian piket jaga.

Pagi pun datang dengan kesejukannya, syukurlah tidak ada kejadian-kejadian yang aneh lagi sampai cahaya matahari mulai tampak. Umar menceritakan kalo dia menemukan tangga yang menuju ke lantai dua, di letakkan disamping tangki air “Tedmon”. Beberapa ranting pohon patah dengan posisi tak beraturan, mungkin akibat maling yang jatuh dari lantai dua tadi malam, itu prediksi Haikal. Aulia dan teman-temannya, juga ustadzah sangat terkejut sewaktu umar menunjukkan loteng yang berlobang besar, ternyata sampai keatap-atapnya. Diperkirakan lobang itu dipergunakan untuk keluar masuknya maling.

Ah, ternyata Rumah Qur’an ini sudah lama diintai maling, Aulia kembali membathin, Alhamdulillah sampai saat ini belum ada yang kehilangan. Ketakutan kembali menjalari para penghuni Rumah Qur’an, sebagian besar mengusulkan untuk rehat dulu kerumah masing-masing.

Akhirnya usulan itupun diterima, dengan pertimbangan keamanan dan untuk memulihkan kelelahan bathin, para penghuni rumah Qur’an dipulangkan untuk sementara, mereka diwajibkan membawa pulang semua barang berharganya, mulai dari laptop, kamera, handphone, dll. Untuk sementara Rumah dijaga oleh Haikal dan Umar sampai keadaan benar-benar aman. Aulia melangkah meninggalkan wisma Qur’an dengan gontai,

“Ah, mungkin itu yang terbaik untuk saat ini”, pikir Aulia positip.

Hari pun berganti, tak terasa telah dua pekan kejadian di rumah Qura’n berlalu. Aulia masih tercenung membaca sms dari mas’ul (ketua) rumah Qur’an khusus putri, yang sekaligus ustadzah disana. Penghuni rumah qur’an dihimbau untuk kembali. Aulia kembali merenung, dua pekan adalah sangat berarti buatnya, memberikan kesempatan untuk berpikir cukup panjang sehingga menghasilkan suatu kesimpulan. Namun, sampai saat ini Aulia belum punya jawaban, ia belum memutuskan untuk kembali atau tidak…Ia juga sudah menerima beberapa sms serupa dari teman-teman dekatnya di rumah qur’an, ada yang akan kembali, ada juga yang tidak. Semua dengan alasannya masing-masing. Kembali diingatnya perkataan seorang saudaranya yang hafidzoh (hafal Al-qur’an) bahwa

Dalam proses mendalami dan menghapal Al-Qur’an memang banyak sekali tantangannya, baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar. Itu memang sudah menjadi sunatullah, sebanding dengan keuntungan yang akan diperoleh dari hasil proses tersebut yaitu jannah (surga). Bukankan surga itu dihiasi dengan onak-duri dan tidak akan masuk surga sebelum dapat ujian dari Allah SWT, maka ujian itu memang harus dilalui dan hanya orang-orang yang teguh pendiriannya (istiqomah) yang akan berhasil.

Malam ini Aulia membathin akan menanyakan langsung kepada sang Pembolak-balik Hatinya. Ia segera berwhudu dan bergegas istikhoroh meminta Sang Khalik untuk memilihkan yang terbaik baginya.

Paginya, mentari bersinar cerah mewakili perasaan hati Aulia. Ia sudah punya keputusan dari hasil istikhoroh panjangnya tadi malam. Ia tidak akan kembali mondok di rumah Qur’an, tapi… Ia tetap akan berinteraksi denagn rumah Qur’an dalam aktifitas mendalami dan menghafal Qur’an. Artinya ia tetap belajar di Rumah Qur’an tapi tidak mondok (menginap) disana, ia tetap kembali kerumah orang tuanya. Aulia kembali membathin, Rumah Qur’an dengan segala kebaikannya dan Rumahku dengan segala kekurangannya. Namun begitu dekatnya rumah (ortuku) dihatiku, itu ujian ataukah keuntungan, Aulia kembali menganalisa, di rumah Qur’an godaan pasti ada dari makhluk halus bahkan kasar, kalo dirumah sendiri ketenangan hati mungkin lebih bisa dicapai dan itu sangat penting untuk proses menghapal Al-qur’an.

Kepada teman-temanya Aulia hanya tersenyum jika ditanya tentang alasan untuk keputusannya itu. Ia tetap mengangggap Rumah Qur’an adalah yang terbaik untuk para penghafal Qur’an, karena suasana yang homogen akan mempercepat proses keberhasilan. Kunci dari semua itu adalah kemauan dan kesungguhan, untuk mendalami dan menghapal Al-Qur’an, bisa saja, dimanapun kita berada. Aulia berjanji akan menjadikan rumahnya dan lebih banyak rumah yang lain sebagai Rumah Qur’an.

Minggu, 08 Januari 2012

Assalamu'alaikum...

pergantian th baru bukan sekedar pesta kembang api


Lama juga gak buka blog dan posting something, yach menjelang akhir tahun kesibukan sepertinya tak henti-henti menghampiri. Banyak evaluasi yang dibuat dan ternyata banyak tugas dan tanggung jawab yang belum dan perlu penyelesaian.

Catatan Az Busana utk th 2011 belum juga rampung dibuat, eh malah kedatangan tamu yang benar-benar bikin suprise. Nggak nyangka sama sekali, kakak kandungku no 3 beserta keluarganya dari Surabaya berlibur akhir tahun ke Palembang. Wah praktis akunya gak sempat buka blog.. apalagi posting.

Yah, walaupun gak setiap hari menjadi guide kesana-sini, tapi pepatah bahwa “Tamu adalah Raja” masih mentradisi di keluarga apalagi tamunya adalah keluarga sendiri. Jadi ingat lagi deh kalimat baginda rasulullah ..

“...Barangsiapa yang beriman kpd Allah dan hari akhir hendaklah ia memuliakan tamunya...”.

At the last, lebih kurang 5 hari benar-benar diisi dengan kebersamaan kami untuk men-servis klg kakak dari Surabaya itu.

silaturrahim yg mengharukan..

Senang juga sih, walaupun capek...Tapi reuni keluarga memang sangat terasa menjadi momen yang patut disyukuri keberadaannya, apalagi bagi kita yang dipisahkan oleh jarak dan waktu yang punya rentang cukup lama..

Yang jelas moment perubahan tahun sudah selayaknya menjadi ajang muhasabah (introspeksi diri) ke arah yang lebih baik, menjadi pribadi-pribadi yang bermanfaat utk seluruh lini kehidupan, smg harapan dan do’a kita ditahun ini akan diijabah oleh-NYA, aamiin yba.

wassalamu'alaikum..